Ekpressi Sesungguhnya Wajah Cewek Saat Ngentot Download |
Pengalaman Mengerikan
Kejadian yang paling mengerikan,
kisah ini terjadi sekitar satu setengah tahun yang lalu. Sebuah kejadian yang
tidak akan pernah saya lupakan. Kurang lebih dua tahun yang lalu, saat masih
duduk di semester kedua, di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta, saya
dikenalkan dengan seorang gadis yang sebut saja namanya Alia oleh sahabat saya
Rika (bukan nama sebenarnya). Alia seorang gadis yang tinggi dan langsing.
Saat pertama berkenalan, saya memperkirakan tinggi badannya diatas 175 cm.
Wajahnya mulus, menarik dengan matanya yang tajam dan bening serta bibirnya
yang berwarna merah lembut, selalu tampak tersenyum. Tubuhnya cukup ideal
menurut pendapat saya, dan saya sungguh terkesan dengan kecantikannya. Gaya
bicaranya sopan, ramah, serta menyenangkan. Kalau sedang tertawa, Alia nampak
cantik sekali (paling tidak menurut saya).
Alia berasal dari universitas yang berbeda dengan saya dan Rika. Namun begitu,
kami menjadi teman dekat, bersama dengan seorang teman lainnya yang berasal
dari smu yang sama dengan saya, yaitu Yuni (juga bukan nama sebenarnya). Kami
berempat menjadi akrab. Ada baiknya saya juga menceritakan tentang Rika dan
Yuni. Rika berparas cantik dan bersifat periang. Tidak terlalu tinggi, tapi
paling tidak lebih tinggi dari saya, karena tinggi saya hanya 152 cm. Tubuhnya
bagus dan menawan. Saya cukup iri dibuatnya. Sedangkan Yuni, walaupun tidak
terlalu cantik, tapi dia baik hati serta berpendirian keras.
Alia sering berkata kepadaku, "Re, kamu mungil banget deh..! Bikin gue
gemes..!"
Kalau sudah begitu, saya hanya tertawa.
Namun pernah suatu kali saya dibuat terkejut, karena dia pernah menggandeng
lengan saya sambil berkata, "Re, kamu cakep deh... imut. Gue suka."
Waktu itu saya hanya tertegun saja menatap dia. Lebih lucunya, dia mencubit
pipi saya dan kemudian mengelus rambut saya. Terus terang, saya mengagumi
kecantikan Alia. Saat itu saya punya cowok. Tapi cowok saya itu orangnya kaku
dan pendiam. Hubungan kami hanya begitu-begitu saja. Saya tidak tahu kenapa,
tapi saat itu saya pun mulai menyukai Alia (saya biseks).
Suatu hari, kami menginap di rumah Alia. Kejadian mengerikan itu diawali dari
sini. Kami berempat tidur di kamar Alia. Oh ya, Alia mengaku orang tuanya
berada di luar negri, sehingga dia hanya tinggal sendirian. Malam harinya, saya
merasa begitu mengantuk sehingga pulas. Yang mengejutkan, saya terbangun dengan
tangan terikat ke belakang di sebuah gudang. Saya melihat Yuni dan Rika pun
terikat tangannya. Saya heran dan sedikit takut. Tidak lama kemudian, Alia
masuk diiringi oleh seorang cowok tinggi jangkung berkulit cukup gelap.
Wajahnya kokoh dan nampak keras. Cukup tampan. Dia lebih tinggi dari Alia. Saya
melihat Alia tersenyum aneh, membuat saya menggigil kecut.
Rika bertanya pada Alia, "Lia, apa-apaan sih kamu..? Jangan macem-macem
ah..!"
Tetapi nampaknya Alia tidak mempedulikan pertanyaan kami, bahkan kemudian Alia
berkata kepada cowok tersebut, "Di, kamu bisa mulai. Terserah kamu
deh..!"
Saya kaget sekali mendengar perkataan Alia. Cowok tersebut (Dodi? Ardi? atau
sebut saja Didi!) mengeluarkan pisau dari sakunya dan kemudian mulai beraksi.
Dia merobek baju kami bertiga sehingga kami hanya tinggal mengenakan pakaian
dalam. Kami tidak berani berontak karena takut dengan pisau yang dipegangnya.
Kemudian Alia pun menanggalkan bajunya, sehingga dia pun hanya mengenakan
pakaian dalam saja. Didi kemudian menanggalkan pula bajunya, sehingga dia hanya
mengenakan celana dalamnya.
Saya bisa melihat kemaluan Didi menegang dibalik celana dalamnya. Selanjutnya,
dia menyelipkan pisaunya di antara kedua susu saya dan kemudian merobek BH saya
dengan pisau tersebut.
Dia sempat berkata kepada Alia, "Hmm... boleh juga temanmu ini
Lia..!"
Kalian bisa bayangkan bagaimana takutnya saya saat itu. Untungnya, dia beralih
kepada Rika dan Yuni, melakukan hal yang sama dengan merobek BH mereka,
sehingga kedua susu mereka terbuka menggantung. Saat ini Yuni sedang berteriak
menyumpahi Alia. Sementara saya lihat Rika diam saja dan nampak ketakutan, sama
seperti saya.
Alia kemudian mengambil sebuah alat suntik dari saku bajunya yang telah berada
di lantai dan saya dapat melihat alat suntik tersebut berisi cairan bening.
Sementara Didi asyik menciumi dan meraba-raba tubuh Rika yang telanjang dada,
Alia datang menghampiri saya dan kemudian berkata lembut kepada saya, "Re,
gue suntik ya..? Enak koq..!"
Walaupun saya merasa takut, tetapi mendengar suara Alia, hati terasa nyaman.
Apakah saya memang menyukainya?
Alia kemudian menyuntik susu kiri saya dan saya dapat merasakan aliran cairan
bening dari alat suntik tersebut memasuki jaringan pada susu kiri saya. Saya
mengerang menahan rasa aneh yang muncul pada susu kiri saya tersebut. Dan
kemudian Alia juga menyuntik susu kanan saya. Setelah itu, Alia memeluk saya
dan mencium pipi saya. Dalam hati saya, saat itu terasa nyaman dan senang,
sesaat menggantikan rasa takut saya. Alia selanjutnya juga menyuntik kedua susu
milik Rika dan Yuni. Hanya saja, Alia tidak mencium mereka.
Setelah menyuntik kami, Alia membuka celana dalamnya sehingga tubuh Alia
terlihat polos, telanjang bulat. Benar-benar cantik Alia saat itu. Sepasang
susunya menggantung indah. Kemaluannya ditumbuhi rambut halus. Tubuhnya
benar-benar proporsional. Didi juga menyusul membuka celana dalamnya,
menampakkan kemaluannya yang sudah tegang. Saya takut juga melihatnya, karena baru
kali itu saya melihat cowok telanjang secara langsung. Anehnya, tidak lama
setelah itu saya merasakan kedua susu saya menjadi penuh, lebih berat, dan
lubang susunya mengeluarkan cairan. Hal yang sama juga nampaknya dialami oleh
Rika dan Yuni. Mungkin pengaruh dari obat yang disuntikkan oleh Alia.
Didi kemudian berjalan mendekati saya, sehingga membuat kaki saya gemetar
ketakutan.
Untunglah dicegah oleh Alia, "Di, dia itu bagianku..! Kamu urus aja yang
lain."
Entah mengapa, saya lega mendengar perkataan Alia tersebut. Alia kemudian
mendekatiku, dan Didi kulihat mendekati Rika.
Kudengar Rika berteriak-teriak, namun Didi membentaknya, "Lo ngga usah
ribut..! Ngga bakal ada yang denger..!"
Saya sendiri heran, sebenarnya dimanakah saat ini kami berada.
Sementara Yuni memaki-maki Alia dan Didi. Dalam hati saya merutuk, seharusnya
dia merasa untung karena sementara ini tidak diapa-apakan.
Alia membelai rambut saya sambil berkata, "Kamu tau, Re? Kamu cakep deh...
dari pertama kita ketemu, gue udah suka ama kamu. Kamu mungil banget. Dan gue
bisa liat, rupanya bodi kamu lumayan juga..."
Alia kemudian melepaskan celana dalam saya secara paksa, walaupun saya sendiri
sebenarnya tidak terlalu memberikan perlawanan.
Kemudian Alia menggesek-gesekkan jari tangan kanannya ke kemaluan saya, membuat
tubuh saya mengejang. Alia mencium bibir saya, dan saya bisa merasakan lidahnya
beraksi. Tetapi saya tidak dapat melayaninya, karena selain saya sedang dalam
ketakutan, juga saya belum pernah berciuman dengan siapapun. Jadilah aksi
sepihak dari Alia. Mungkin karena kurang puas, Alia kemudian menggunakan tangan
kirinya untuk meremas-remas susu saya, sementara mulutnya mulai mengulum puting
susu saya yang satunya. Saya terlonjak dan merasakan tubuh saya panas. Alia
menyedot cairan aneh yang keluar dari susu saya, sementara remasan tangannya
membuat cairan aneh tersebut lebih terpompa keluar dari susu saya. Saya hanya
bisa merintih karena saya pun mulai merasa senang.
Sementara saya bisa melihat Didi sedang mengemut susu kanan rika. Bayangkan!
Seluruh susu kanan Rika masuk ke mulut Didi. Besar sekali mulut Didi! Mungkin
Didi menyedot, mengulum, atau mengunyah. Saya bisa melihat Rika mengerang-erang
kesakitan, karena Didi mencengkeram susu kirinya dengan kuat dan kasar,
sehingga susu kiri Rika nampak mengembang di antara celah-celah jari Didi
dengan cairan mengalir dari putingnya membasahi tangan Didi.
Sementara Alia memperlakukan saya dengan lebih lembut, justru Didi terlihat
sangat menakutkan. Dia menarik dan memutar-mutar susu kanan Rika dengan
mulutnya secara brutal, sementara tangannya mencengkeram dan meremas-remas susu
kiri Rika dengan kasar. Dan dengan kasar pula dia melepaskan celana dalam Rika,
sehingga kulit Rika tampak memerah.
Saat itu, Alia mulai menyusuri tubuh saya dengan lidahnya, sehingga saya
merasakan geli dan juga senang. Saat itu, rasa takut saya lenyap. Alia kemudian
menjilati kemaluan saya sehingga saya terduduk lemas. Enak sekali rasanya.
kemaluan saya saat itu sudah basah. Alia menjilat dan mengemut dengan luar
biasa (paling tidak menurutku), sehingga saya setengah sadar dibuatnya. Dan
saat itulah Alia menghilangkan keperawanan saya dengan memasukkan dua jarinya
ke lubang kemaluan saya. Saya merasakan sedikit sakit pada kemaluan saya, dan
saya bisa melihat darah mengalir dari situ.
Alia menghentikan aksinya, dan berkata kepada saya sambil tersenyum,
"Wah... kamu masih perawan ya, Re..?"
Saya hanya diam saja. Saya mengalihkan pandangan saya untuk melihat Rika, dan
saya melihat bagaimana Didi masih mengulum seluruh susu Rika dengan mulutnya.
Dan kemudian dia melepaskan susu Rika dari mulutnya, sehingga saya melihat susu
kanan Rika basah dan berwarna merah akibat disedot oleh Didi. Kontras dengan
kulitnya. Kemudian saya lihat Didi memegang kemaluannya untuk diarahkan ke
lubang kemaluan Rika. Rika berusaha meronta-ronta dan berteriak, namun dengan
kasar Didi menjebol kemaluan Rika, sehingga saya mendengar Rika memekik pendek
dan keras.
Lalu saya melihat Didi menggenjot tubuh Rika sehingga Rika terpekik jerit,
mungkin karena kemaluannya masih kering. Tiba-tiba saja pandangan saya
terhalang sesuatu, dan kemudian benda tersebut menempel di wajah saya. Lunak
dan kenyal rasanya.
Kemudian saya mendengar suara Alia, "Re, isep punya gue dong...
please..!"
Entah kenapa saat itu saya menurut saja. Saya mengemut dan meremas-remas susu
Alia. Sementara saya merasakan tangan Alia mencengkeram kedua susu saya dan
mulai memainkan susu saya dengan meremas-remas dan memutar serta menjepit
puting susu saya dengan jarinya. Sekali-sekali puting saya dicubitnya dengan
lembut. Saya menjadi lepas kendali karena sensasi yang luar biasa itu.
Saya bisa merasakan jari tangan Alia kemudian memasuki lubang kemaluan saya
keluar masuk, sehingga membuat saya semakin bernafsu. Saya semakin kuat menyedot
susu Alia, sehingga terdengar desahan-desahan kenikmatan dari Alia. Tiba-tiba
saya dikejutkan oleh jeritan Rika. Saya tersadar dari kenikmatan, dan saya
melihat sebuah pemandangan yang paling mengerikan yang pernah saya lihat. Didi
ternyata kembali memasukkan susu Rika ke dalam mulutnya, sementara tangan
kirinya mencengkeram susu Rika yang lain. Namun apa yang diperbuat Didi..? Dia
mengunyah susu rika..!
Ya..! Terdengar bunyi daging dikunyah, dan Didi benar-benar mengunyah susu Rika
untuk dimakan. Didi mencincang dan mencabik susu Rika dengan mulutnya. Ukh...
tidak sanggup saya melihatnya. Saat itu roh saya serasa terbang. Yuni pun
nampak tidak percaya dengan penglihatannya. Hanya Alia tampak tenang-tenang
saja, seperti tidak terjadi apa-apa. Selanjutnya tangan kiri Didi berusaha
membetot susu Rika yang lain. Dan kemudian Didi benar-benar mencabik-cabik susu
Rika dengan tangannya. Didi pastilah seorang psikopat seks.
Saat itu saya merasa muak dan mual, sehingga saya tidak bereaksi, meskipun Alia
sedang bermain dengan tubuh saya. Dan entah bagaimana caranya, Yuni berhasil
membuka ikatan tangannya dan kemudian menendang kemaluan Didi sehingga cowok
itu tersungkur sementara Alia terkejut atas kejadian yang tiba-tiba itu.
Kemudian Yuni menendang kepala Alia dengan keras, sehingga Alia roboh
terguling. Yuni kemudian mengambil pakaian yang tergeletak seadanya, membuka
pintu dan mengajak saya lari sejauh jauhnya dari tempat tersebut.
Saya begitu ketakutan, sehingga yang ada dipikiran saya hanya kabur sejauh mungkin.
Antara sadar dan tidak, kami mencari kantor polisi dan melaporkan kejadian
tersebut. Sayangnya, polisi bergerak lambat, sehingga kabarnya Alia dan Didi,
juga Rika menghilang. Entah kemana, saya juga tidak tahu. Namun, saya tetap
terkenang pada Alia. Gayanya, suaranya, dan wajahnya. Walaupun setelah kejadian
tersebut, saya tetap merasa kehilangan. Saya memang menyukainya. Benar-benar
menyukainya. Alia, i love you.